Thursday, February 28, 2019

Di Ujung Sunyi

Di antara keheningan hitam yang merundung
Dititipkannya diksi seribu birahi pada langit yang bisu
Dituliskannya larik-larik sajak pada bintang yang menari

Dipanjatkan sebuah rapal kata pada Tuhan pengganti kata cinta
Bukan cinta yang mekar di mata yang berujung air mata
Bukan pula cinta yang hanya sekadar guratan puisi berujung patah hati

Di ujung sunyi ku berkata
Bahwa cinta yang tadi timbulnya dalam hati agar kelak menjadi taman bunga yang merekah wangi memesona
Perangainya yang luar biasa bukan sekadar rupa
Untuk menyiasatinya rasanya tak cukup sekadar kata-kata
Maka kusiasati dengan berkata pada-Nya
Yaitu dengan cinta berwujud doa.

Sunday, February 10, 2019

H e n t i

Nanti, jika dirasa tidak kuat berhentilah sejenak.
Nanti, jika dirasa dirimu telah berat menopang bukit berbatu itu一istirahatlah sesaat.

Henti一Berhenti, bukan berarti kamu lemah. Pun, bukan berarti kamu tak kuat menopang itu semua.
Dirimu hanya perlu rehat, kamu bukan robot, sayang.

Jangan terlalu memaksakan jika dirimu tak mau tertelan.
Tertelan oleh dekapan sungkawa yang akan membinasakan-mu.
Ingat, kamu bukannya lemah.
Kamu hanya perlu Henti一Berhenti sejenak.

Atmamu butuh rehat dari segala hiruk-pikuk kehidupan ruwet yang nelangsa itu. Henti—berhenti tapi, jangan lupa untuk berdiri lagi.

Henti—berhenti untuk memaksakan dirimu tidak apa-apa,
Sedang dirimu meronta-ronta kesakitan.

Berhentilah untuk menjadi tegar,
Sedang perasaan dan pikiranmu menggelegar tak karuan.

Istirahatlah, karena dirimu telah lama berjuang; Henti一Berhenti, bukannya mati.

-kndhythm.