Saturday, November 26, 2016

Ajarkan Aku

Ajarkan aku.

Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap.

Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut.

Bangun dari ilusi, tetapi tak memilih pergi.

- Dee L.

Wednesday, November 16, 2016

Lessang Blues

My life was always rough with love
Like a thrown away umbrella, I was always in cold, loneliness and serious insult
I tolerated all of these and got dumped several times
I was a wanderer looking for true love
 
But this one beautiful girl made my steps stop
My life has been an endless runway since I’ve engraved you in my heart
I’ve been reborn, into a red flower
 
Loving you, the shy smile
Loving you, the two soft hands
Your eyes seduce me, make my heart cry, how.. how..
 
Loving you, always never change loving you, because you embrace me
The flowers on the meadow and the moon in the dark are jealous of me
My life was a thornbush before I met you
 
But now it’s a rigid building
I’m like the fool Ondal^ who can only smile at this big love
My life is brighter than that full moon
(You are like) A window with sunshine
(Your whisper is like) A grandma’s lullaby
 
When I think of it, everything is just peaceful
The most beautiful harmony in the world is you and I
I’m this happy because of you
 
Compared to that what I can do for you is to let my arm be your pillow
Or to hug you tight as if your bones will break
I’m sorry, to you who have made a place for me in your heart
I will be your shoes, put me on and go wherever you want
 
Don’t worry about stepping on dirty things
I will embrace it without anyone noticing
But promise me that you’ll be next to me until death

Thursday, October 27, 2016

Sampai Bertemu

Hari kemarin,
Adalah hari terakhir bersamanya.
Bersama matanya,
Senyumnya.

Hari ini,
Aku mencoba tidak memerdulikan kepergiannya.
Mencoba acuh
Aku ingin menjadi lebih kuat
Tanpa harus menangisi keadaan
Terlalu tua usiaku untuk melakukan hal itu
Bahkan semalam pun tak ada ucapan perpisahan.

Bukan untuk pengakuan.
Karena ku tahu, perpisahan itu menyakitkan.
Sekali pun kepergiannya untuk kebaikan.

Tapi pada akhirnya,
Aku mengakui, hatiku gelisah.
Dan mengikuti kepergiannya.
Pada detik-detik terakhir, walau singkat.

Terima kasih.
Selamat menikmati hidup.
Sampai bertemu 7 hari kedepan.

Sunday, October 23, 2016

Hubungan

Suatu hubungan punya tingkatan.
Hubunganku dengannya yang paling mudah.
Suatu hubungan yang sangat mudah untuk dijelaskan dan mudah untuk dipelihara.
Suatu hubungan yang begitu saja terjadi antara teman lama.

Tapi hari itu, aku sadar akan satu hal.
Kami akan menjadi salah satu yang tersulit.
Hubungan yang paling sulit, antara pria dan wanita.

Pria dan wanita mengharapkan hal yang berbeda, wajah jalan yang berbeda, dan mimpi yang berbeda.
Hubungan antara pria dan wanita,
cinta
dan perkelahian.
Mereka mendapatkan kekecewaan dan kebahagiaan.
Mereka bertengkar dan berbaikan.
Mereka saling menyakiti dan saling berpelukan.
Suatu hubungan serumit kelainan depresi akut.

Tapi bagian yang paling sulit adalah tidak dapat dimulai jika waktunya tidak tepat.
Suatu hubungan yang juga rumit dan terlalu peka.

Ada satu hubungan yang sulit yang belum dapat dihindari.
Hubungan yang membosankan tapi tidak dapat dihindari.
Suatu hubungan yang selama-lamanya dalam hidupmu.
Keluarga.

Friday, August 12, 2016

Setia

Aku masih berdiri di sini
mencari
dan menyusun bekal untuk nanti
samar kutahu
jauh diujung sana, Kau selalu menungguku.

Monday, July 25, 2016

Adalah kamu

Adalah kamu,

Yang selalu menggetarkan seluruh isinya.

Aku,

Yang bersusah-payah menata kembali

seluruh dunia.

Dan kamu,

Masih menjadi cerita favoritku.


Adalah kamu, bintang.

Saturday, July 9, 2016

Fiksi atau Fakta

Dia yang pemberani


Kenalin, nama dia MA. Panggil aja Fa, bukan, bukan Iffa, itu sih nama gue, tapi panggil aja gitu.
Lahir di bumi, pada tanggal enam Juni, katanya sih mirip sama bung Karno, tapi gue yakin gak ada mirip-mirpnya. Tahunnya? Jangan ditanya!

Bertempat tinggal di daerah Jakarta bagian selatan bersama emak bapaknya. Anak bontot yang paling tampan ini punya tiga kakak. Kakak pertama, Sumaryati. Kakak kedua, Sumaryanto. Dan kakak keia Marzuki.

Dia punya hobi suka berolahraga yang berkeringat dan suka browsing tentang IT gitu. Gaya banget emang ini orang, kita liatin aja sambil makan gorengan haha.

Katanya pernah sekolah di KZ. Ada yang tau? :))
KZ kalau enggak salah kesingkatan dari Kartika Zeni, ada yang tau? Gue aja masih gak tau sampai sekarang haha.

Anak ini bercita-cita jadi abri sewaktu kecil, tapi pas kelas dua SD katanya dia pernah patah tulang tangan sebelah kanan, jatuh dari kereta, kepeleset. Jadi gak bisa masuk abri sekarang. Sedih deh :(
Sama kayak gue, waktu kecil pernah jatuh dari kursi karena lelompatan, akhirnya patah juga tangan kiri gue. Alhamdulillah bisa normal lagi tangannya.

Dia, juga enggak takut kecoak kalau jalannya normal, mungkin kalau kecoaknya pincang dia baru takut haha. Katanya kalau yang terbang, doi takut kecoak, apalagi yang tiba-tiba nemplok hiiiiii. Tingkat kesereman kecoak naik 200% kalau dia lagi terbang.
Terus gak takut sama ondel-ondel yang menurut gue serem, hiiiiii.

Bukan perokok, tapi pemabuk yang handal *eh. Suka mabuk katanya, sekarang sih udah dua - tiga tahunan gak mabuk, alhamdulillah. Tapi mabuknya gaya, gak mau yang oplosan, yang bermerk katanya.

Pecinta hijau dan krem. Warna yang lain boleh lah, tapi cuma sekedar suka. Paling anti sama ungu, menurut dia sih gak cocok di cowok atau cewek.

Oh ya, dia ini pernah kirim lagu ke gue, udah lama banget. Tepatnya kapan gue lupa. Tapi dia sendiri gak inget pernah kirim lagu ke gue, taunya lagu yang dia kirim buat ciwik lain, lagu dari The beatles yang If I Fell, tjie Fa yang diinget yang The Beatles.

Yang bersusah payah nurunin berat badan, dari tujuh puluh delapan kg ke lima puluh tujuh kg, padahal pas sama tinggi badan dia; seratus tujuh puluh empat cm.

Fa ini, punya mantan sekitar delapan sampai sepuluh orang katanya. Eh ini penting gak sih ditulis? Haha.

Yak. Sekian cerita singkat tentang si Fa setelah semalaman gue wawacara, yang belum tahu betul tentang dia. Sotoy banget lagi kan gue sok-sokan nulis tapi gak tahu betul :))

Cerita ini fiksi atau fakta? Gue aja bingung ini fakta atau cerita rekayasa, kebanyakan katanya sih :))
Coba ditebak?

Sunday, May 29, 2016

Memesan Doa


Memesan Doa
oleh: Tri Joko

Sepiring subuh yang masih hangat
di antara lembab embun dedaunan
sengaja membawakanku ringkuk di bawah selimut.

batin yang sepi ini tak letih menahan gigil
kedua tanganku pun masih kulipat
di dalam dada yang senyap

barangkali sebab aku lupa menanak doa yang baik
lupa menyianginya kala hendak terlelap
juga tak mampu menyajikan doa-doa dari khusyuk tengadah tanganku.

atau jika mungkin lebih baik seperti ini:
aku ingin memesan doa yang lezat, nikmat, dan tahan lama
agar ketika Tuhan hendak mencicipi, Ia tak lantas memuntahkannya sebab terasa hambar
lebih-lebih terasa tengik.

Bekasi, 29 Mei 2016
#tehjeruk

Kepada kamu


Antara penyeselan dan rindu
yang tak terbendung.
Di sela kelopak, air jatuh.
Lari,
mencari ketenangan.


- iffa -

Monday, May 16, 2016

Tentang Rasa

Pada hari yang seharusnya membuat kita semua bahagia.

Tapi kenyataannya, masih ada yang tidak bahagia.

Karena saat melihat orang lain bahagia, kita pasti akan merasa lebih kesepian.

Bahkan jika kita kesepian, kita akan berpura-pura ikut bahagia.

Karena sebuah alasan kita tak bisa menemui seseorang.

Dan juga tak bisa bertemu karena alasan yang lain lagi.

Dan juga ada diantara kita yang terus menunggu.

Kita semua berpura-pura bahagia dan baik-baik saja.

Pada hari ini, kita akan lebih merindukan seseorang.

Tuesday, February 16, 2016

Pelesir Mimpi




Sungguh tak ada bayangan yang letih
mengikuti tuannya selain bayanganku.
Sementara aku disibukkan dengan apa
yang harus dipersiapkan jika tiba saatnya
kenangan merengek minta kau merdekakan.
Sungguh tak dibutuhkan tas yang besar
tuk membawa tubuhku yang ringkas ini.

Aku bisa melipat dan menyelipkannya ditumpukan baju dan foto lama ayah-ibu. Nanti jika ada laut dan hutan yang menari
di surga pasir putih dadamu, kenalilah.
Mereka ingatan-ingatan yang bertamasya
di antara bayang-bayang trauma dan trakoma.
Maka sebelum kematian byar-pet di mataku
biar aku mengabadikanmu, yang mengabaikanku.

November, 2012.
By Adimasnuel

Tuesday, February 2, 2016

Kepada Bintang

Surat ini kutulis bersama hatiku
yang dalam diam
mencintaimu.

Kepadamu, Bintang,
yang tidak pernah mengetahui perasaanku, kutuliskan surat ini. Dan entah mengapa, aku hanya ingin menulisnya untuk mengungkapkan segala perasaan yang sudah terlalu besar untukmu. Aku ingin merasa sedikit lega, meski kutahu surat ini hanya akan berakhir di sudut lemariku saja.

Ya, mana mungkin aku yang 4 tahun sebagai pengecut; mencintaimu dalam diam, tiba-tiba datang dan memberimu pernyataan cinta melalui surat? Hah! Tidak mungkin!
Malah kalau benar itu terjadi, kupastikan aku sudah lebih dulu pingsan sebelum sampai menyerahkan surat ini padamu!

Begini, Bintang.
Atas beberapa tahun pertemanan kita, aku bersyukur. Sebab masih bisa kujaga perasaanku ini, tak tersentuh orang lain, dan kusisakan hanya untuk dirimu saja.
Aku menyukai senyumanmu. Senyum manis di antara pipimu yang chubby. Aku juga menyukai rambut yang sedikit ikalmu, matamu yang tajam sedikit sayu, dan bagiku tidak ada yang kurang dari penampilanmu.
Terbukti dari sekian banyak perempuan yang sudah menyatakan cinta padamu, tapi entah mengapa tetap tak ada yang kaujadikan kekasihmu. Sampai hari ini, aku masih heran dengan kamu. Sebab semakin lama kamu tidak memiliki kekasih, diam-diam, semakin sering pula aku berdoa untuk kesempatanku yang mungkin diaminkan Tuhan.

Aku ingat, siang itu ketika kita praktekum di kampus. Hari tengah terik dan capek mengerjakan praktekum. Dengan baik hati, kamu membawa sebotol minuman dingin kepadaku. Dan aku senang. Mungkin kamu tidak menyadarinya, tapi sesederhana itulah, cintaku tumbuh dan terus bertambah sejak saat itu untukmu.

Bintang,
aku harap kamu tetap berada di dekatku, meski sebagai teman terbaikku. Tidak apa, Bintang. Aku tidak akan pernah berani meminta apa-apa darimu, kecuali menjadi teman di dekatku.

Kututup surat pertamaku ini untukmu, Bintang,
dengan perasaan yang kacau,
jantung yang berdetak begitu kencang,dan napas yang sungguh berat.

Sebab aku mencintaimu,
dan ini surat pertama pernyataanku!



Senja.
Jakarta, 2 Februari 2016
23:26

Tuesday, January 26, 2016

Dibiarkan lupa

Kita tidak pernah lagi berbicara, tapi suaramu masih menjadi lagu favoritku. Hanya melempar pandangan saat bertemu, lalu pura-pura tenggelam–padahal ekor mataku mengikuti langkah kakimu. Selain senyum basa-basi tak berkualitas, kita lebih sering berperan sebagai orang asing.

Kalau sendirian, aku masih melamunkanmu, sibuk bertanya pada apa aja: tentang semenyenangkan apa harimu? Mendadak, aku ingin menangis.

Patah hati milikku tidak mengenal kata selamat tinggal. Karena arti selamat tinggal di sini adalah tentang siapa yang tidak lagi kembali ke siapa. Dalam imajinasiku, berbagai kata manis, puisi, dan sajak darimu berputar menjadi sebuah pusaran kenangan yang tak mampu aku hentikan.

Aku percaya suatu detik nanti, kita akan dibiarkan lupa, lupa kejadian yang menurut kita paling menyakitkan dalam hidup. Tuhan tidak akan membiarkan hujan mengingatkan kita lagi pada seseorang itu. Justru hujan hadir melelehkan filantropi yang kita simpan rapat-rapat untuknya.

Tapi sebelum waktu itu datang, aku masih ingin menggedor jantungmu dan meneriakkan keras-keras kata rinduku, atau sekedar mengusap kaca berembun demi membentuk namamu. Walau kau tak pernah tau kenyataannya, pernyataan yang sebenarnya.

:')

Monday, January 25, 2016

Untuk kamu, Sahabat

Untukmu, para sahabatku.
Jika kelak kita sudah menemukan jalan kita masing-masing, ingatlah bahwa kita pernah menempuh sebuah jalan bersama.
Jalan yang penuh liku dengan tanjakan dan turunan juga dengan bebatuan dan air di sekitarnya.
Ingatlah bahwa jalan itu pernah kita lalui untuk melangkah bersama.

Untukmu, para sahabatku.
Jika kelak kita sudah menemukan orang yang akan menemani hidup kita masing-masing, ingatlah bahwa kita pernah saling menemani dalam jejak langkah kita.
Kita saling menemani dalam suka dan duka, dalam canda dan tawa, serta dalam susah dan lapang.
Kalian menemani ku dan aku pun menemani kalian.
Saat itu kita bersama merasakan dunia kita bersama.

Untukmu, para sahabatku.
Jika kelak kita menemukan kesulitan dalam hidup kita masing-masing, ingatlah bahwa kita juga pernah berusaha mendaki jurang cobaan selama kita bersama.
Kita mendakinya bukan hal yang mudah dan dapat terlewati dalam waktu yang singkat.
Akan tetapi kita bisa membuktikan bahwa kita bisa melaluinya.
Kita berhasil dan kita tersenyum setelahnya. Bila saat-saat seperti itu terulang kembali, ingatlah saat itu.
Yakinlah bahwa engkau bisa melaluinya.
Dan jika engkau tidak bisa melewatinya sendiri, berbagilah dengan ku.
Berbagilah agar engkau merasa ringan karena persahabatan kita tidak akan berakhir di sana.

Untukmu, para sahabatku.
Jika suatu saat kita terpisah jarak, ruang dan waktu, ingatlah jika kita pernah bersama dalam satu jarak, ruang dan waktu.
Saat itu kita benar-benar bahagia meskipun terkadang kita melewati banyak kerikil kehidupan yang membuat kita bertengkar tapi kita akan tetap tersenyum dan tertawa kembali pada akhirnya.

Untukmu, para sahabatku.
Aku sungguh bahagia bisa mengenal kalian.
Sungguh bangga bisa memiliki kalian sebagai sahabat.
Sebuah kehormatan bisa bersama kalian.
Persahabatan yang tak ternilai harganya pernah kita rajut bersama dan ku harap itu akan terus berlanjut sepanjang hidup kita.
Bila suatu saat aku melupakan kalian, tolong ingatkan aku tentang kalian, tentang kita.
Jangan biarkan aku melupakan kalian karena kalian juga pernah jadi bagian dari kisah hidup ku.
Aku menyayangi kalian dan ku harap akan terus menyayangi kalian sepanjang hidupku.

Untukmu, para sahabatku.
Terima kasih untuk kisah yang telah kita rajut selama ini.
Semoga rajutan itu masih terus berlanjut sepanjang hidup kita dan menghasilkan rajutan yang indah.
Rajutan itu akan kita kenang sepanjang hidup kita.
Terima kasih untuk kalian, para sahabat ku, yang telah menemani ku berbagi kisah dalam suka dan duka, sedih dan senang, serta sulit dan lapang.
Kalian adalah orang-orang terbaik yang dipilihkan Allah swt untuk menemani langkah ku.
Terima kasih. Aku menyayangi kalian.

*Jika sinar mentari adalah kemudahan hidup dan hujan adalah kesusahan hidup, kita butuh keduanya untuk membuat pelangi yang indah*

^^

Monday, January 18, 2016

Hampir Saja

Hampir saja
Pernah aku begitu bodohnya
Menaruh harap
Menyatakan debar

Dan tak akan aku sesali
Menghalau gejolak rasa
Yang belum mengalir, dan menganak
Lagi-lagi aku lebih kasihan pada diriku sendiri

Untung sekali aku saat ini
Karena tidak begitu lepas diri
Hampir saja

Wednesday, January 6, 2016

Dalam Diam, Mencintaimu

Malam ini, hampir semua orang Jakarta mengumpat kesal karena kecelakaan kereta di Stasiun Juanda. Kereta yang terguling hingga keluar rel itu menyebabkan kemacetan di mana-mana, menghasilkan umpatan di penjuru stasiun, dan aku ada dalam salah satu orang yang merasakan betapa Jakarta-ku tidak semenyenangkan Jogja-mu.
Aku memilih untuk menaiki salah satu ojeg berbasis online untuk menuju Depok dari Stasiun Tebet menuju meeting ketiga hari ini. Mungkin, kamu tidak akan pernah tahu, di tengah semerawutnya duniaku-- aku masih punya waktu untuk merindukanmu.Dengan sisa kekuatan yang aku punya, aku sampai di Margocity untuk melanjutkanmeeting buku selanjutnya.
Buku Mengais Masa Lalu segera terbit dan ada beberapa hal yang perlu dibicarakan dengan penerbitku. Pening akibat flu masih terasa begitu menusuk, aku pulang dengan menaiki taksi, dan tak lagi punya kuasa untuk menggerakan tubuhku. Di sepanjang jalan, aku mendengar suara gema takbir, yang mengingatkanku pada riuhnya suara takbir di Jogjakarta.
Aku ingin pulang dan lelah dengan semuanya. Meskipun aku selalu jatuh cinta pada pekerjaanku, tapi aku pun ingin tahu rasanya jatuh cinta dan tergila-gila pada seseorang sepertimu. Sekarang, aku terbaring lemah di ranjangku, dan hanya bisa membaca ulang percakapan kita beberapa hari yang lalu. Mungkin, kamu tidak akan pernah tahu, di tengah kelelahanku sebenarnya aku masih membutuhkanmu.
Kalau boleh jujur, aku sangat ingin ditenangkan oleh percakapan kita seperti beberapa hari yang lalu. Saat kamu menanyakan apa saja yang sudah aku makan, saat kamu menasehatiku banyak hal, saat kamu membuatku semakin merindukan Jogjakarta, saat kamu bercerita tentang pekerjaanmu hari ini, saat kamu selalu berhasil membuatku tertawa, dan saat kita masih dalam keadaan baik-baik saja.Aku tidak berkata bahwa saat ini kita tidak baik-baik saja, tapi bisakah kau menjawab apa yang terjadi di antara dua orang; yang sekarang tidak lagi saling menyapa ketika beberapa hari yang lalu mereka masih bisa tertawa dan bercanda?
Aku merindukanmu, merindukan percakapan kita hingga larut malam. Aku rindu diriku yang rela menunggumu hingga kamu selesai mengedit video dan pekerjaanmu. Aku rindu melihat ponselku hanya untuk membaca semua pesanmu. Aku rindu kebahagiaan kecil yang kau berikan padaku, kebahagiaan-kebahagiaan yang bahkan sulit untuk dijelaskan dan diartikan.
Aku jelas jatuh cinta, sayangnya (mungkin) kamu tidak merasakan perasaan yang sama.
Beberapa hari ini, aku menepis dan melawan keinginanku sendiri untuk tidak lagi mencari tahu tentangmu. Karena bagaimanapun aku menangis, mengeluh, bercerita di dunia maya, atau apapun itu-- tidak akan membuatmu paham dan mengerti.
Ada gadis yang diam-diam mencintaimu dan kamu ikut diam seribu bahasa seakan kamu tidak bisa membaca semua tanda. Maka, aku salah dalam segala, karena tidak berani mengungkapkan perasaanku, dan semua orang tentu menyalahkanku, menyalahkan keadaan, dan menyalahkan ketololanku karena rasanya terlalu cepat jika aku jatuh cinta padamu. Lalu, apa salahnya jatuh cinta pada orang yang baru kita kenali? Apakah aku berdosa karena mencintaimu meskipun perkenalan kita hanya sebataschat?Kamu tidak akan pernah tahu ini semua dan tidak akan pernah tahu betapa aku lemas melihat salah satu foto Instagram-mu dengan seorang perempuan.
Uh, iya, aku tahu, Fa-mu ini terlalu sering pakai perasaan. Aku paham bahwa aku bukan tipemu, astaga perempuan sepertiku yang gampang nangis ini tidak akan pernah cocok bersanding dengan pria sekuat kamu. Tidak akan pernah dan aku sangat sadar soal itu. Apalagi berhak cemburu? Aku tahu, aku tidak punya hak, tidak punya wewenang untuk mengaturmu berfoto dengan siapapun. Yang aku tahu, aku mencintaimu, dan biarlah ini menjadi rahasiaku, dan biarlah ini menjadi perasaan yang selamanya (mungkin) tidak akan pernah kautahu.
Jadi, biarkan Fa-mu tetap jadi perempuan yang selalu diam. Karena dari semua diam itulah yang membuat dia bisa menghasilkan banyak tulisan. Jadi, aku akan terus diam, menatapmu dari jauh, mendoakanmu dari sini. Aku akan sukses dengan ceritaku. Kamu akan sukses dengan duniamu. Dan, dunia kita tidak akan pernah bertemu di satu titik meskipun sama-sama berjalan beriringan.
Aku tahu, doa kita tidak akan pernah sama, aku mendoakanmu, kamu mendoakan entah. Tapi, percayalah, dari ribuan gadis yang memujamu, akan selalu ada aku yang berharap Tuhan selalu memelukmu dengan erat, seerat rinduku yang tidak pernah habis untukmu
Aku ingin tertidur sambil mendengarkan lagu band-mu yang teriak-teriak itu. Berharap bisa teriak bersamamu, di Jogjakarta, di pantai manapun, asal sambil menggenggam jemarimu.Dari Fa-mu,yang akan selalu diam-diam; mencintaimu.