Tuesday, March 18, 2014

Untuk Kamu yang Tidak Ku Sebut Namanya

Untuk kamu yang tidak ku sebut namanya
Aku sering merindukanmu dalam diam
Aku sering merindukanmu dalam nada nafas yang tak beraturan
Aku sering merindukanmu dalam ruang kotak yang kusebut mimpi
Aku sering merindukanmu dalam air mata yang ku sebut penenangku
Bahkan ketika aku sudah tak sanggup merindukanmu, nyatanya aku masih tetap merindukanmu
Untuk kamu yang tidak bisa ku sebut namanya
Bisakah terus disampingku saja?
Bahkan ketika matahari terus berputar mengelilingi bumi tetaplah disampingku, bisakah?
Bisakah aku terus melihatmu?
Bahkan walau itu dalam jarak yang tidak sanggup ku hitung berapa puluh km di depan sana, bisakah?

Untuk kamu yang tidak bisa ku sebut namanya, aku lelah.
Aku lelah menantimu dalam diam.


Thursday, March 13, 2014

Aku Membencimu!!



Aku membencimu. Aku benci harus memaksa diriku untuk menikmati langkahku yang selalu menyenangkan bila disampingmu.

Aku membencimu. Aku benci harus selalu berusaha mencuri-curi pandanganmu dari kejauhan, yang bahkan kehadiranku pun tak kau sadari.

Aku membencimu. Aku benci harus tertawa dengan orang yang telah merebut hatimu dariku.

Aku membencimu. Aku benci harus mengatakan bahwa aku selalu merindukanmu, bahkan ketika seluruh ragaku menentangnya.

Aku membencimu. Aku benci harus harus mengatakan bahwa aku membencimu, padahal ada seguncah rasa disini, yang bahkan aku sendiripun benci tak sanggup mengatakannya padamu.

Aku membencimu. Tapi aku lebih membenci diriku sendiri yang hanya terduduk paku saat melihatmu pergi.

Monday, March 10, 2014

Kita Selalu Punya Pilihan dalam Hidup Ini, SELALU!

Tinggal memilih maju atau mundur.
Tinggal memilih bertahan atau menyerah.
Tinggal memilih jadi kuat atau jadi lemah.
Tinggal memilih jadi petarung atau jadi pecundang.

Kita selalu punya pilihan untuk hidup seperti air dalam pipa yang mulus, atau air di muara sungai yang berbatu.
Pilihlah jalan yang kau suka, tapi pastikan jalan itu akan menjadikanmu petarung, BUKAN pecundang.


Sunday, March 2, 2014

Small Note for Us "Maybe"

Entah kenapa aku lebih suka menuliskanmu dalam catatan-catatan kecil.
Aku kurang bisa atau mungkin tidak bisa melukismu dalam kata-kata yang panjang.
Cukup sulit merangkai kata yang tepat untuk menjelaskan tentang wujudmu.
Mungkin jelasnya, mungkin yang aku tahu. Kamu manis.
Sama seperti es teh, yang selalu ku pesan untuk menemani mi pangsit kesukaan kita. Kita?
Mungkin kata "Kita" lebih cocok jika kamu ada disini, menulis cerita ini bersamaku.
Tapi mungkin butuh waktu yang cukup lama. Yahh, cukup lama.
Butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan sosokmu yang tepat, dan butuh waktu yang lama pula untuk memantaskanku menjadi pelengkapmu.
Kita memang belum cukup dewasa untuk bertemu menjadi sepasang.
Layaknya Adam dan Hawa masa kini.

Izinkan aku menuliskan catatan-catatan kecil yang ku sebut "cinta" yang mungkin akan menjadi kenangan kita. Yahh, kita untuk kamu dan aku "Nanti" :)