Sunday, March 18, 2018

Di 70 tahunmu



Fajar masih belum timbul
Tapi sudah ada yang terjaga dari tidur
Mensucikan diri membasuh hati
Bergegas menjemput ridho dalam sholat

Keteduhan terpancar di wajahnya
Mententramkan hati bagi yang memandang
Ketika bertukar cerita
Banyak kisah yang jadi teladan

Kesederhanaan dan kesalehan
Menjadi gambaran tentangnya
Bercermin pada diri sang Nabi
Membuatnya sosok sejati

Di usia senja jadi tempat bermanja
Menggiring para cucu agar berilmu
Doa tetap terukir di langit jiwa
Karena kini adalah hari jadinya ke-70

Thursday, March 8, 2018

Perempuan Dalam Tangis

Dia, perempuan itu
menundukan dalam kepalanya
memikirkan kejadian yang baru saja terjadi

Bercerita pada angin
pun percuma
karena tidak akan pernah merasakan

Dalam kecewa
ia tumpahkan segala
ketidakadilan, menurutnya
serasa dunia runtuh

Satu keinginannya selama ini
berubah menjadi ketakutan terbesar
tidak ada yang berpihak pada dia

Menangis sejadinya semalam suntuk
dan tetap beranggapan ketidakadilan dunia
hanya bisa bercurah kepada yang mempunyai hati
sampai lelah ia bertunduk

Thursday, March 1, 2018

Aku Bernostalgia

Semalam.
Aku berkabar dengan Indri, lama tak jumpa. Walau singkat, perbincangan kami pun berbuah 'cerita' tentang mereka. Ya, mereka teman seperjuanganku.

Enam tahun ini, bukan waktu yang sebentar untuk menulis cerita dan mengukir memori. Seperti yang lainnya, banyak sekali yang terjadi. Kami melewatinya bersama-sama. Aku tahu, bukan hanya kami saja yang punya cerita, tetapi aku yakin cerita kami pun tidak kalah seru dibanding cerita-cerita kalian yang ada di luar sana.

Saat ini aku adalah mahasiswa akhir yang tak kunjung lulus karena kemalasanku. Tak sedikit dari teman-temanku yang bernasib sama denganku, he he he. Ada yang bilang, "bukan mahasiswa namanya kalau tidak SKS (Sistem kejar-kebut Semalam)." Aku ingin membenarkannya tapi aku malu. Tenggat waktuku sebentar lagi sebelum massau habis di kampus. Doakan saja yang terbaik.
Ingin sekali terbahak-bahak. Ironi.

Setelah berkabar, rasanya semua memori di kepala tentang mereka mencuat satu - persatu. Ku buka album 'Our Previous Moment' yang ada di folder laptopku. Melihat mereka membuatku senyum - senyum sendiri. Hal absurd yang telah kami lakukan selama ini, membuatku rindu pada masa itu.


Bandung. Aku yang pms membuat perjalanan ini sedikit kurang karena moodku yang berubah-ubah.





Sukabumi. Menginap di villa si Kabayan. Lumayan besar villanya, he he he.

Anyer. Keinginan melihat sunrise gagal karena cuaca di sini mendung - mendung manja gimana gitu.

Lampung. Tujuan awal ke mana, berakhir di mana.

Puncak Bukit Talita. Merayakan hari jadi Indri.

Ancol. Kami ini kalong, keluyuran tengah pagi buta.

Sukabumi. Ini dia villa si Kabayan yang lumayan besar itu, he he he.
Seafood Ayu Kelapa Gading. Acara buka puasa bersama.

Puncak Bukit Talita. Full team.

Taman Wisma Asri. Acara buka puasa bersama.

Sebagian besar temanku di kelas kami sudah menikah. Sepertiga sudah menikah lebih dulu sebelum mengenalku, dua pertiga lainnya menikah pada saat kami menulis cerita bersama. Rasa bahagiaku pasti mengiringi kebahagian mereka yang menikah tentunya, tetapi ada rasa sedih yang menyelimuti hati. Seperti akan ditinggal jauh oleh mereka. Terkadang membuatku galau hanya dengan memikirkannya. Ku pikir ini manusiawi.

Tentang hasil buah 'cerita'ku dengan Indri, ada beberapa teman dekatku yang mengatakan ingin segera menikah. Mengetahui mereka ingin menikah, rasanya seperti dikhianati, aneh memang. Mengenal mereaka, perasaanku sudah jauh terpelosok di dalam hati.

Mengingatkan usiaku yang sekarang sudah tak lagi muda, beberapa dari mereka mengatakan keseriusan mereka. Membuatku sedikit merasa tersakiti, mungkin karena mereka spesial bagiku. Tapi jangan khawatir, itu hanya sekedar perasaan sementara.
Doaku selalu yang terbaik untuk mereka, akan ku support semua langkah yang mereka pilih, karena aku sayang mereka.