udara penuh dengan serbuk tembaga
menangis bumi yang tak lagi bersih
air tetap mengalir tapi pekat dan bau
polusi hidangan sehari hari
alam menangis bumi menderita
bencana selalu menghantui
maut mengintai setiap saat
air mata dedaunan kering di terpa angin
keindahan hanya fatamorgana
kemajuan tipu belaka
gedung menjulang setinggi langit
kuda besi melaju meraung menebar bisa
matahari menatap sinis
rembulan tertunduk layu
semesta pun tak ramah lagi
No comments:
Post a Comment