Tuesday, February 16, 2016
Pelesir Mimpi
Sungguh tak ada bayangan yang letih
mengikuti tuannya selain bayanganku.
Sementara aku disibukkan dengan apa
yang harus dipersiapkan jika tiba saatnya
kenangan merengek minta kau merdekakan.
Sungguh tak dibutuhkan tas yang besar
tuk membawa tubuhku yang ringkas ini.
Aku bisa melipat dan menyelipkannya ditumpukan baju dan foto lama ayah-ibu. Nanti jika ada laut dan hutan yang menari
di surga pasir putih dadamu, kenalilah.
Mereka ingatan-ingatan yang bertamasya
di antara bayang-bayang trauma dan trakoma.
Maka sebelum kematian byar-pet di mataku
biar aku mengabadikanmu, yang mengabaikanku.
November, 2012.
By Adimasnuel
Labels:
puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment