Selamat malam.
Ini surat yang ku tulis untuk tidurmu malam ini. Agar di sementara kau tertidur, aku masih bisa menutur rasa padamu. Menghabiskan terjaganya mataku, demi masih menumpuk rindu yang tumbuhnya tidak kira-kira.
Ini surat yang ku tulis untuk tidurmu malam ini. Agar di sementara kau tertidur, aku masih bisa menutur rasa padamu. Menghabiskan terjaganya mataku, demi masih menumpuk rindu yang tumbuhnya tidak kira-kira.
Mas,
Jika pernah terbesit di pikirmu, tentang mengapa begitu keras kepalanya aku. Mengapa ada aku yang masih memasung diri di cinta yang bahkan kau sendiri tak tahu ingin meletakkannya di mana.
Jika pernah terbesit di pikirmu, tentang mengapa begitu keras kepalanya aku. Mengapa ada aku yang masih memasung diri di cinta yang bahkan kau sendiri tak tahu ingin meletakkannya di mana.
Biar ku beri tahu rahasia kecilku, aku ini bukanlah perempuan cantik yang bisa menyenangkan hatimu, tidak juga memiliki hati malaikat yang menyejukkanmu, tidak cerdas hingga bisa membuatmu terkagum, tidak pula memiliki banyak hal hingga tak bisa memberimu sedikitpun.
Tak ada hal apapun yang seharusnya membuatku begitu percaya diri untuk di sana, berdiri di sisimu sebagai seseorangku. Namun tahukah rahasia kecil itu? Rahasia hati yang menidurkan rasa tahu diriku? Ini adalah tentang ‘perasaan’, sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan harga atau ukuran.
Hmm iya, hingga bila kau ingin aku melunak, dan segera beranjak dari hidupmu. Hanya beritahuku perasaanmu sebagaimana panjangnya waktu yang kita lewati, kurasa ia sudah cukup detail menjelaskan perasaanku, bukan?
Rahasia kecil itu hanya sebuah ‘pengakuan’, cukup katakan balasan hatimu padaku. Sesakit apapun kemudian untukku, percayalah sebesar apapun aku mencintaimu. Cinta akan tetap memilih kebahagiaanmu.
Namun jika cinta ternyata tak menepuk angin, apakah kau masih tak mempercayaiku bahwa apapun itu aku akan selalu di sisimu?
Ah benar, cinta hanyalah perasaan-perasaan yang bisa berubah kapanpun tanpa kita tahu. Ia rapuh, seperti gelas kaca yang sekali jatuh akan pecah berkeping. Dan iya, cintaku memang tidaklah sejati. Namun jika ada perempuan yang perasaannya berubah setiap waktu hanya menjadi semakin besar, dan walau berkali jatuh hingga pecah oleh pengabaian ia tetap berdiri di sana.
Bolehkah ku katakan, kini perempuan itu adalah aku? :’)
Lelaki yang kucinta.
Selamat melelapkan lelahmu.
Selamat melelapkan lelahmu.
:))
ReplyDelete